Minggu, 04 November 2012


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP                             : SMP
Mata Pelajaran             : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester                        : IX/I
Aspek                          : Sradha
Standar Kompetensi     : Memahami Awatara Dewa dan Bhatara
Kompetensi Dasar       : 1.1 Menguraikan pengertian Awatara Dewa dan Bhatara
                                      1.2 Menguraikan perbedaan antara Awatara dengan Dewa dan Bhatara
Indikator                      : 1.1 Mampu menguraikan pengertian awatara Dewa dan Bhatara
                                      1.2 Mampu menguraikan perbedaan antara Awatara Dewa dan Bhatara
Alokasi Waktu             : 3 Jam X 40 Menit

A.     Tujuan Pembelajaran
-       Siswa dapat memahami dan menyakini adanya awatara,dewa dan bhatara
-       Siswa dapat menjelaskan perbedaan awatara, dewa dan bhatara

B.     Materi Pembelajaran
-       Pengertian Awatara, Dewa dan Bhatara
-       Kata Awatara berasal dari bahasa sansekerta yaitu dari kata Ava (awa) berarti bawah dan Tara (Tr) berarti menyeberang. Jadi Awatara berarti Dewa Wisnu menyeberang ke bawah (lahir ke dunia) menjadi mahkluk hidup dengan wujud tertentu sesuai dengan kehendaknya.

Kata Dewa berasal dari bahasa sansekerta yaitu dari kata Dev yang berarti sinar atau bersinar. Jadi pengertian Dewa adalah perwujudan sinar suci Sang Hyang Widhi yang memberikan kekuatan suci kepada setiap makhluk hidup.

Kata Bhatara berasal dari kata Bhartr yang berarti pendukung, pemimpin, pelindung. Jadi pengertian Bhatara adalah manifestasi dari kekuatan Sang Hyang Widhi untuk memberikan perlindungan terhadap ciptaanya.

-       Perbedaan Awatara dengan Dewa dan Bhatar
  Awatara adalah jelmaan dari salah satu kekuatan (Manifestasi Tuhan yaitu Dewa Wisnu),
  sedangkan Dewa adalah sinar suci dari Ida Sang Hyang Widhi dalam memberikan            penerangan atau petunjuk-petunjuk  kepada makhluk hidup, dan Bhatara adalah merupakan kekuatan langsung dari Sang Hyang Widhi untuk memberikan perlindungan kepada umat manusia.

C.     Metode Pembelajaran
-          CTL : Ceramah,Diskusi,Tanya jawab

D.     Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
1.      Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Motivasi dan Apresiasi
            Salam panganjali umat Hindu “ Om Swastiastu”
Mengkondisikan suasana belajar: Mengabsensi siswa merapikan sikap siswa mempersiapkan alat-alat belajar tes awal.
2.      Kegiatan Inti (60 Menit)
Eksplorasi
·         Guru Menyarankan peserta didik untuk membaca referensi.
·         Guru menjelaskan pengertian Awatara, Dewa, dan Bhatara
Elaborasi
·           Guru  membimbing peserta didik untuk duduk sesuai dengan kelompok belajar.
·           Selanjutnya siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang yang kurang jelas serta memberi kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi kepada temannya.
·           Peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas
Konfirmasi
·         Guru mempertegas kembali materi ajar yang telah disampaikan
·         Guru membimbing peserta didik untuk merangkum hasil diskusi dan mencatatnya di buku catatan masing-masing.
3.      Kegiatan Penutup (10 menit)
Evaluasi (tes lisan)
Penugasan (PR) Mengerjakan LKS.
Pertemuan ditutup dengan Doa penutup “ Om Santi Santi Santi Om”

Pertemuan kedua:
1.      Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apresiasi
Salam Panganjali Umat Hindu “Om Swastiastu”
Absensi siswa
Mengkondisikan suasana belajar agar nyaman proses pembelajaran.

2.      Kegiatan Inti (60 menit)
Eksplorasi
·         Guru menyarankan anak didik untuk membaca referensi yang ada kaitannya dengan materi pelajaran.
·         Guru menjelaskan perbedaan Awatara , Dewa dan Bhatara
Elaborasi
·         Guru mengarahkan peserta didik untuk duduk sesuai dengan kelompok belajarnya yang telah dibentuk pada minggu yang lalu
·         Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik yang belum mempersentasikan hasil diskusinya pada minggu yang lalu, untuk mempersentasikan pada pertemuan ini.
Konfirmasi
·         Setelah diskusi berakhir peserta didik dengan dibimbing guru membuat rangkuman hasil diskusi dan mencatatnya dalam buku catatan masing-masing
·         Guru mempertegas kembali materi ajar kepada siswa

3.      Kegiatan Penutup (10 menit)
Mengadakan Tes Akhir (Penilaian)
Penugasan (PR) mengerjakan LKS
Pertemuan ditutup dengan Doa penutup “Om Shanti Shanti Shanti Om”

E.     Sumber Belajar
Buku pelajaran agama Hindu kelas IX referensi yang terkait dengan purana

F.      Penilaian Hasil Belajar


Indikator
Penilaian
Teknik
Bentuk instrumen
Contoh Instrumen
Mampu menguraikan pengertian Awatara Dewa dan Bhatara

Mampu menguraikan perbedaan antara Awatara dengan Dewa dan Bhatara
Tes Tertulis
Tes Uraian
Apa yang dimaksud dengan Awatara?
Apa yang dimaksud dengan Dewa?
Apa yang dimaksud dengan Bhatara?
Apa perbedaan Awatara, Dewa dan Bhatara?
Apa persamaan Awatara, Dewa dan Bhatara?
Cara Penskoran
Instrumen tes uraian:
·         Awatara adalah penjelamaan Dewa Wisnu turun ke dunia untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran dan keangkara murkaan.
Skor : 2
·         Dewa adalah sinar suci dari Ida Sang Hyang Widhi yang memberikan kekuatan kepada setiap makhluk hidup.
Skor : 2
·         Bhatara adalah kekuatan dari Ida Sang Hyang Widhi dalam fungsinya sebagai pelindung.
Skor : 2
·         Perbedaan Awatara, Dewa dan Bhatara adalah Awatara merupakan penjelmaan Dewa Wisnu (Salah satu dari manifestasi tuhan) sedangkan Dewa dan Bhatara adalah manifestasi langsung dari tuhan, yaitu Dewa adalah sinar dari tuhan dan Bhatara adalah kekuatan dari tuhan sebagai pelindung.
Skor : 2
·         Persamaan Awatara, Dewa dan Bharata adalah sama-sama merupakan manifestasi dari dari Sang Hyang Widhi.
Skor : 2

            Nilai Akhir = E skor x 10
           
           


















Mengetahui                                                                                          Denpasar,
Kepala SMP                                                                                         Guru Mata Pelajaran


(                       )                                                                                   (                       )
Nip.                                                                                                      Nip.


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP                             : SMP
Mata Pelajaran             :  Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester                        :  IX/I
Aspek                          :  Sradha
Standar Kompetensi     : 1. Memahami Awatara Dewa dan Bhatara
Kompetensi Dasar           : 1.3 Menguraikan Hubungan Awatara, Dewa dan Bhatara dengan Ida Sang           Hyang Widhi Wasa
1.4 Menceritakan turunya awatara isi kitab purana berdasarkan isi kitab Purana
Indikator                      :  -    Mampu menguraikan pengertian awatara Dewa dan Bhatara
                                       -    Mampu menguraikan perbedaan antara Awatara Dewa dan Bhatara
Alokasi Waktu             :  4 Jam X 40 Menit

A.     Tujuan Pembelajaran
Agar siswa mengetahui memahami serta menyakini bahwa Awatara, Dewa dan Bhatara itu ada dan berasal dari Ida Sang Hyang Widhi.
B.     Materi Pembelajaran
·                Hubungan Awatara, Dewa dan Bhatara dengan Sang Hyang Widhi antara Awatara, Dewa dan Bhatara mempunya hubungan yang sangat erat dengan Sang Hyang Widhi, karena Sang Hyang Widhi Merupakan sumber dari segala yang ada, baik yang nyata maupun tidak nyata. Demikian juga dengan Awatara, Dewa dan Bhatara dimana Awatara merupakan penjelmaan Dewa Wisnu. Dewa wisnu adalah merupakan salah satu kekuatan Sang Hyang Widhi yang berfungsi sebagai pemelihara segala yang ada. Begitu juga dengan Dewa yang merupakan sinar suci dari Sang Hyang Widhi, Sedangkan Bhatara sebagai kekuatan pelindung yang bersumber dari Sang Hyang Widhi. Jadi Sang Hyang Widhi atau Tuhan adalah sumber dari segala yang ada jadi hubungan erat sama-sama berasal dari Sang Hyang Widhi.
·                Cerita turunnya Awatara dalam Purana

C.     Metode Pembelajaran
-          CTL : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab

D.     Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1.      Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apresiasi
Salam Panganjali umat Hindu “Om Swastiastu”
Absensi siswa
Mengondisikan kelas agar nyaman belajar dan mengalihkan perhatian siswa serta mempersiapkan siswa untuk belajar.
2.      Kegiatan Inti ( 60 menit )
Eklporasi.
·         Guru mengajarkan kepada anak didik untuk menemukan materi ajar dengan membaca referensi.
·         Guru memberikan penjelasan tentang hubungan Awatara,Dewa dan Bhatara.
Elaborasi.
·         Guru mengarahkan peserta didik untuk membentuk kelompok belajar.
·         Peserta didik mendiskusikan materi yang telah disampaikan oleh guru dengan mencari bahan tambahan di buku paket.
·         Peserta didik secara bergantian mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Konfirmasi
·         Guru membimbing peserta didik untuk merangkum hasil diskusi dan mencatat dibuku masing-masing.
·         Guru mempertegas kembali materi yang telah disampaikan kepada siswa.
3.      Kegiatan Penutup (10 menit)
Evaluasi ( tes lisan/tanya jawab )
Pesan dan nasehat
Penugasan (PR) mengerjakan LKS
Pertemuan ditutup dengan Doa penutup ”Om Shanti Shanti Shanti Om”

Pertemuan Kedua
1.      Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apresiasi
Salam panganjali umat Hindu “Om Swastiastu”
Absensi siswa
Menyampaikan materi yang telah dibicarakan pada minggu yang lalu

2.      Kegiatan Inti (60 menit)
Eksplorasi
·         Guru mengarahkan peserta didik untuk kembali duduk sesuai dengan kelompok belajarnya.
·         Guru menceritakan turunnya 10 Awatara.
Elaborasi
·         Peserta didik mencari dan membaca referensi di buku paket tentang turunnya 10 Awatara dan memadukannya dengan cerita yang disampaikan oleh guru .
·         Peserta didik secara bergantian mempersentasikan hasil diskusinya.
Konfirmasi
·         Peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum dipahami berkenaan dengan materi yang dibahas.
·         Peserta didik dibimbing guru membuat rangkuman hasil diskusi dan mencatat dibuku catatan masing-masing.
3.      Kegiatan Penutup (10 menit)
Evaluasi (tes tulis)
Pesan dan Nasehat
Pertemuan ditutup dengan Doa Penutup “Om Shanti Sahnti Shanti Om”

E.     Sumber Belajar
Buku pelajaran Agama Hindu Kelas IX
Reverensi terkait Purana






F.      Penilaian Hasil Belalajar

Indikator

Penilaian
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Mampu menjelaskan hubungan Awatara, Dewa, Bhatara dengan Sang Hyang Widhi
Mampu menceritakan turunya 10 Awatara
Mampu menceritakan ciri-ciri Awatara yang turun ke dunia.
Mampu menyebutkan fungsi dan tugas Awatara
Tes tertulis
Tes uraian
Jelaskan hubungan Awatara, Dewa dan Bhatara dengan Sang Hyang Widhi.
Coba sebutkan 10 Awatara berdasarkan Purana
Bagaimana ciri-ciri akan turunya Awatara ke dunia.

Apakah fungsi dan tugas Awatara.
Cara Pensekoran
·         Hubungan Awatara, Dewa dan Bhatara dengan Sang Hyang Widhi memiliki hubungan yang sangat erat karena Sang Hyang Widhi merupakan sumber dari segala yang ada baik yang nyata maupun tidak nyata.
Skor :2.5
·         10 Awatara berdasarkan kitab purana adalah;
1.      Matsya Awatara menjelma sebagai Ikan yang maha besar
2.      Kurma Awatara menjelma sebagai Kura-kura yang besar
3.      Waraha Awatara menjelma sebagai Babi hutan yang besar
4.      Narashima Awatara menjelma sebagai Manusia harimau
5.      Wamana Awatara menjelma sebagi orang cebola
6.      Parasurama Awatara  menjelma sebagai Rama bersenjata kapak
7.      Rama Awatara menjelma sebagai Sri Rama
8.      Kresna Awatara menjelma sebagai  Sri Kresna
9.      Budha Awatar menjelma sebagai Sang Budha
10.  Kalki Awatara menjelma sebagai seorang kesatria berjubah putih dan mengendarai kuda putih.
Skor :2,5

·         Ciri-ciri akan turunnya Awatara ke dunia adalah apabila dunia mencapai kehancuran karena keangkara murkaan di mana Dharma dikuasai oleh Adharma.
Skor :2,5
·         Fungsi dan tugas Awatara adalah untuk menyelamatkan dunia beserta isinya dari kehancuran dan  menegakkan Dharma di atas Adharma.
Skor : 2,5

Nilai Akhir = E skor x 10

















































Mengetahui,                                                                              Denpasar
Kepala SMP                                                                              Guru Mata Pelajaran


(                      )                                                                        (                      )
Nip                                                                                           Nip



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP                             : SMP
Mata Pelajaran             : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester                        : IX/I
Aspek                          : Susila
Standar Kompetensi     : 2. Memahami sapta timira, sebagai aspek diri yang harus dihindari
Indikator                      : 2.1 Menguraikan pengertian sapta timira
                                      2.2 Menyebutkan bagian-bagian sapta timira
Alokasi Waktu             : 4 Jam X 40 Menit

A.     Tujuan Pembelajaran
Agar siswa mampu memahami dan meyakini sapta timira sebagai aspek diri yang harus dihindari
B.     Materi Pembelajaran.
-          Pengertian sapta timira
Sapta Timira berasal dari dua kata yaitu sapta artinya tujuh, Timira artinya gelap. Jadi sapta timira adalah tujuh macam kegelapan yang menyebabkan manusia menjadi gelap atau awidya.
-          Bagian-bagian sapta timira
-          1. Surupa : rupa atau wajah yang cantik dan ganteng
-          2. Dhana : harta benda
-          3. Kulina : keturunan atau kebangsawanan
-          4. Yowana : keremajaan
-          5. Sura : minuman keras
-          6. Guna : kepandaian
-          7. Kasuran : kemenangan atau mabuk kejayaan

C.     Metode Pembelajaran 
-          CTL : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab
D.     Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
1.      Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apresiasi
Salam Panganjali umat Hindu “Om Swastiastu”
Absensi siswa
Mengkondisikan suasana belajar, Tes awal

2.      Kegiatan inti (60 menit)
Eksplorasi
·      Guru mengarahkan peserta didik untuk membentuk kelompok belajar.
·      Guru memberikan penjelasan singkat berkenaan dengan materi sapta timira, pengertian sapta timira adalah tujuh macam kegelapan yang harus dihindari oleh setiap orang.
Elaborasi
·      Peserta didik mencari dan membaca materi tentang pengertian sapta timira yang ada di buku paket
·      Peserta didik mendiskusikan materi tersebut dan mempersentasikan secara bergantian di depan kelas.
                  Konfirmasi
·      Guru membimbing peserta didik untuk merangkum hasil diskusi dan mencatatnya pada buku catatan masing-masing.
3.   Kegiatan penutup (10 menit)
Evaluasi (tanya jawab dan menyimpulkan pengertian materi ajar)
Pesan dan nasehat
Penugasan PR mengerjakan LKS
Pertemuan ditutup dengan Doa penutup “ Om Santi Santi Santi Om”

Pertemuan Kedua
1.      Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam panganjali umat Hindu “Om Swastiastu”
Absensi siswa
Mengkondisikan suasana belajar, mengarahkan fokus pikiran siswa untuk belajar ( tes awal )
2.      Kegiatan Inti (60 menit)
Eksplorasi
·      Peserta didik mencari dan membaca buku paket yang berisi tentang bagian-bagian sapta timira.
·      Guru menjelaskan secara singkat tentang bagian-bagian sapta timira.
Elaborasi
·      Guru mengarahkan peserta didik duduk sesuai dengan kelompok belajar yang telah dibentuk pada minggu lalu.
·      Peserta didik mendiskusikan materi tersebut dan mempersentasikan secara bergantian.
Konfirmasi
·      Guru membimbing peserta didik untuk merangkum hasil diskusinya dan mencatat di buku catatan masing-masing.
3.      Kegiatan penutup (10 menit)
Evaluasi (tes tulis)
Pesan dan Nasehat
Pertemuan ditutup dengan doa penutup “ Om Shanti Shanti Shanti Om”
E.     Sumber Belajar
Buku pelajaran agama Hindu kelas IX Niti Sastra, Kamus istilah agama Hindu, etika dan pengendalian diri dalam agama Hindu.

F.      Penilaian Hasil Belajar


Indikator

Penilaian

Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen

Mampu menguraikan pengertian Sapta Timira


Mampu menyebutkan bagian-bagian Sapta Timira

Tes tertulis

Tes uraian

Jelaskan pengertian Sapta Timira.


Mengapa Sapta Timira patut dihindari

Sebutkan bagian-bagian Sapta Timira

Cara Penskoran
·         Pengertian Sapta Timira adalah terdiri dari dua kata yaitu Sapta yang artinya tujuh dan Timira yang artinya gelap . Jadi Sapta Timira adalah tujuh macam yang menyebabkan manusia menjadi gelap (Awidya)
Skor : 2,5
·           Sapta Timira patut dihindari karena akan dapat merugikan diri sendiri dan orang lain dan bertentangan dengan ajaran agama.
Skor : 2,5
·           Bagian-bagian  dari Sapta Timira adalah:
1.      Surupa : Rupa (wajah) yang cantik dan tampan
2.      Dhana : Harta benda
3.      Kulina : kebangsawanan atau keturunan
4.      Yowana : Keremajaaan
5.      Sura : Minuman keras
6.      Guna : Kepandaian
7.      Kasuran : Kemenangan atau kejayaan
Nilai Akhir = E skor X 10










































Mengetahui,                                                                              Denpasar
Kepala SMP                                                                              Guru Mata Pelajaran


(                      )                                                                        (                      )
Nip                                                                                           Nip



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP                             : SMP
Mata Pelajaran             : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester                        : IX/I
Aspek                          : Susila
Standar Kompetensi     : 2. Memahami sapta timira, sebagai aspek diri yang harus dihindari
Kompetensi Dasar       : 2.3 Menjelaskan masing-masing Sapta Timira
2.4  Menunjukan contoh-contoh prilaku Sapta Timira yang harus dihindari
Indikator                      : -  Mampu menjelaskan masing-masing bagian-bagian sapta timira 
-   Mampu menghindari contoh-contoh pelaksanaan Sapta Timira
Alokasi Waktu             : 4 Jam X 40 Menit
A.     Tujuan Pembelajaran
-          Dapat Mengartikan dan menyakini kebenaran dari masing-masing bagian Sapta Timira
-          Mampu menghindari contoh-contoh pelaksanaan Sapta Timira
B.     Materi Pembelajaran
Penjelasan bagian-bagian Sapta Timira
·      Surupa artinya tanpan atau cantik, jangan merasa sombong bila memiliki rupa yang tampan dan cantik, karena ketampanan dan kecantikan adalah anugerah dari Sang Hyang Widhi yang patut kita syukuri, namun kecantikan dan ketampanan itu tidak kekal untuk itu peliharalah kecantikan lahir dan bathin.
·      Dhana artinya harta benda, siapapun pasti senang bila memiliki kekayaan dan semua orang pasti ingin mendapatkan kekayaan. Oleh karena itu semua orang bekerja keras siang dan malam untuk mendapatkan kekayaan, kekayaan itu sifatnya tidak kekal, untuk itu manfaatkan kekayaan sesuai dengan ajaran dharma
·      Guna artinya kepandaian. Hidup sebagai manusia penuh dengan tantangan, untuk mengatasi kita memerlukan kepandaian dengan kepandaian hidup akan terasa lebih mudah. Agama kita mengajarkan untuk mencari ilmu pengetahuan dan keterampilan. Tetapi jangan memanfaatkan untuk hal yang merugikan.
·      Kulina atau kebangsawanan artinya keturunan bangsawan walaupun berasal dari keturunan bangsawan hendaknya jangan sombong. Dari keturunan orang akan diketahui asal-usulnya orang yang berasal dari keturunan yang baik, terhormat dan berjasa akan disegani dan dihormati. Dan yang terpenting kita menjaga nama baik keluarga dan jangan sebaliknya.
·      Keyowanan artinya keremajaan. Yowana adalah orang yang tenaganya besar dan jiwanya bergejolak karena masih muda dan kuat. Kekuatanya tenaga dan gejolak jiwa muda harus dikendalikan.
·      Sura artinya minuman keras atau kegelapan. Minum sampai mabuk tidak dibenarkan oleh ajaran agama, sebab mengakibatkan kata-kata yang tidak boleh diucapkan. Mabuk minuman keras menjadikan kita lupa diri.
·      Kasuran artinya kegelapan atau kemenangan. Orang yang angkuh karena kegelapan jiwa akan mengalami kekalahan dan akhirnya menerima kenyataan pahit.
-          Contoh prilaku sapta timira
C.     Metode Pembelajaran
-          CTL : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
D.     Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pertemuan Pertama
1.      Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan apersepsi
Salam panganjali umat Hindu “Om Suastiastu”
Absensi siswa
Mengkondisikan suasanan belajar yang nyaman dan tes awal

2.      Kegiatan Inti (60 menit)
Eksplorasi
·         Guru menyarankan kepada anak didik untuk membaca referensi yang ada kaitannya dengan materi.
·         Guru menjelaskan tentang bagian-bagian Sapta Timira.
Elaborasi
·         Guru mengarahkan peserta didik untuk duduk sesuai dengan kelompok belajarnya.
·         Peserta didik mendiskusikan bagian-bagian sapta timira yang telah dibaca dalam buku paket.
·         Peserta didik mempersentasikan hasil diskusinya.
Konfirmasi
·         Guru memberikan penjelasan kembali tentang materi yang disampaikan
·         Peserta didik dengan bimbingan guru dapat menyebutkan dan mencatat bagian-bagian sapta timira dari hasil diskusi kelompok.
3.      Kegiatan Penutup (10 menit)
Evaluasi (tes tulis)
Penugasan PR mengerjakan LKS
Pertemuan ditutup dengan doa penutup “Om Shanti Shanti Shanti Om”

Pertemuan Kedua
1.      Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam panganjali umat Hindu “Om Swastiastu”
Absensi siswa
Mengkondisikan suasana belajar yang nyaman, tes awal

2.      Kegiatan Inti (60 menit)
Eksplorasi
·         Peserta didik membaca referensi tentang contoh-contoh prilaku sapta timirayang harus dihindari.
·         Guru mengarahkan peserta didik untuk duduk sesuai dengan kelompok belajar yang telah dibentuk pada minggu yang lalu.
·         Guru menguraikan secara singkat tentang materi yang akan dibahas yaitu contoh Sapta Timira yang harus dihindari oleh siswa seperti sombong dengan kecantikan, sombong dengan kekayaan, sombong dengan kepandaian, terlalu bangga dengan keturunan, ego dengan keremajaan dan mabuk dengan minuman.
Elaborasi
·         Peserta didik mendiskusikan contoh-contoh prilaku sapta timira yang harus dihindari.
·         Peserta didik menyebutkan contoh-contoh sapta timira yang dihindari dalam persentasinya di depan kelas.
Konfirmasi
·         Setelah diskusi peserta didik dengan bimbingan guru membuat rangkuman hasil diskusi dan mencatatnya dalam buku catatan masing-masing
·         Guru mempertegas kembali materi ajar.
3.      Kegiatan Penututup (10 menit)
    Evaluasi (tes tulis)
    Pesan dan Nasehat
    Pertemuan ditutup dengan doa penutup “ Om Shanti Shanti Shanti Om”

E.     Sumber Belajar
Buku pelajaran agama Hindu kelas IX Niti Sastra, Kamus istilah agama Hindu, etika dan pengendalian diri dalam agama Hindu.
F.      Penilaian Hasil Belajar

Indikator
Penilaian
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen

Mampu menjelaskan masing-masing bagian sapta timira



Mampu menyebutkan contoh-contoh prilaku
Sapta Timira
yang dihindari

Tes tertulis

Tes uraian

Jelaskan masing-masing Sapta Timira




Sebutkan contoh-contoh prilaku Sapta Timira yang harus dihindari
Cara Penskoran
Penjelasan masing-masing bagian Sapta Timira adalah
·         Surupa artinya wajah tampan dan cantik, janganlah merasa sombong bila merasa memiliki rupa tampan dan cantik.
·         Dhana artinya harta benda, janganlah merasa angkuh karena memiliki harta benda yang berlimpah.
·         Guna artinya kepandaian, janganlah menggunakan kepandaian untuk merugikan orang lain.
·         Kulina artinya keturunan atau kebangsawanan, janganlah sombong apabila terlahir dari keturunan bangsawan.
·         Keyowanan artinya keremajaan, ingatlah bahwa kekuatan tenaga dan gejolak jiwa muda harus dikendalikan .
·         Sura artinya minuman keras, janganlah suka mabuk-mabukan karena sering mabuk maka akan menimbilkan berbagai penyakit.
·         Kasuran artinya keberanian atau kemenangan, orang yang angkuh karena kemenangan akan menjadi gelap jiwa dan akhirnya menerima kenyataan pahit.
Skor : 5

Contoh-contoh prilaku Sapta Timira adalah
·         Surupa adalah wajah cantik dan tampan, kalau salah memanfaatkan kecantikan dan ketampanan maka bisa terjerumus ke lembah nista.
·         Dhana adalah mabuk karena kekayaan, perbuatan seperti ini menyimpang dari nilai-nilai Agama seperti menghamburkan uang, judi, pesta miras, suka mempermainkan wanita dll
·         Guna adalah mabuk karena kepandaian. Mabuk karena kepandaian dapat mengakibatkan kesombongan, melecehkan kemampuan orang, menghina bahkan dapat merugikan lingkungan kehidupan.
·         Kulina adalah mabuk karena kebangsawanan atau keturunan. Mabuk karena ini adalah langkah yang menyesatkan diri sendiri karena diri sendiri karena akan tertanam sifat sombong, angkuh dan merendahkan orang.
·         Yowana adalah mabuk karena keremajaan. Contoh mabuk karena keremajaan adalah kebut-kebutan di jalan, berkelahi dan tawuran, bermalas-malasan.
·         Sura adalah mabuk karena minuman keras. Akibatnya adalah syaraf terganggu, diserang berbagai macam penyakit dan dapat melakukan berbagai perbuatan yang fatal.
·         Kasuran adalah mabuk karena keberanian, Akibatnya akan melakukan tindakan diluar daya nalarnya (melakukan perbuatan yang nekat)

Skor  : 5
Nilai Akhir = E skor X 10










Mengetahui,                                                                              Denpasar
Kepala SMP                                                                              Guru Mata Pelajaran


(                      )                                                                        (                      )
Nip                                                                                           Nip


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP                             : SMP
Mata Pelajaran             :  Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester                        :  IX/I (SATU)
Aspek                          :  Susila
Standar Kompetensi     :  2.    Memahami Sapta Timira sebagai aspek diri yang harus dihindari
Kompetensi Dasar           : 2.5. Melakukan upaya-upaya menghindari dampak negatif Sapta Timira                   
Indikator                       :  - Mampu melakukan upaya-upaya untuk menghindari dampak negatif               sapta timira  
Alokasi waktu             : 2 X 40 menit

A.     Tujuan Pembelajaran
Agar siswa memahami bahwa Sapta Timira perlu dihindari.

B.     Materi Pembelajaran
Upaya menghindari Sapta Timira
Dampak negatif Sapta Timira dapat dihindari dengan Panca H, yaitu :
·         Hening artinya mengheningkan pikiran
·         Heneng artinya menenangkan pikiran
·         Henung artinya merenungkan kesalahan yang pernah diperbuat
·         Heling artinya selalu mengingat ajaran kebenaran
·         Hawas artinya selalu waspada

C.     Metode Pembelajaran
-       CTL : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab

D.     Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pertemuan Pertama
1.      Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam panganjali umat Hindu “Om Swastiastu”
Absensi siswa
Mengkondisikan suasanan belajar yang nyaman dan mengarahkan kosentrasi siswa pada pelajaran

2.      Kegiatan Inti (60 menit)

Eksplorasi
-          Guru menyarankan anak didik untuk membaca referensi yang ada kaitannya dengan materi ajar
-          Guru menyarankan peserta didik untuk membaca referensi tentang upaya-upaya menghindari dampak negatif sapta timira.

Elaborasi
·         Guru mengarahkan peserta didik untuk membentuk kelompok belajar.
·         Peserta didik mendiskusikan upaya-upaya mengehindari dampak negatif sapta timira dalam menyimpulkan upaya-upaya menghindari dampak negatif sapta timira
·         Peserta didik mempersentasikan hasil diskusinya

Konfirmasi
·         Guru mempertegas kembali tentang materi yang telah disampaikan.
·         Peserta didik dibimbing guru membuat rangkuman hasil diskusi dan mencatat pada buku catatan  masing-masing.

3.      Kegiatan penutup (10 menit)
Evaluasi (mengadakan tes akhir)
Pesan dan Nasehat
Pertemuan ditutup dengan doa penutup “ Om Shanti Shanti Shanti Om”
E.     Sumber Belajar
Buku pelajaran agama Hindu kelas IX Niti Sastra, Kamus istilah agama Hindu, etika dan pengendalian diri dalam agama Hindu.

F.      Penilaian Hasil Belajar

Indikator

Penilaian
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Mampu menyebutkan upaya-upaya menghindari dampak negatif sapta timira
Tes tertulis
Tes uraian
Sebutkan upaya-upaya menghindari dampak negatif Sapta Timira.



Dimana kita harus berupaya menghindari dampak negatif Sapta Timira.
Cara Pensekoran
Dampak negatif sapta timira dapat dihindari dengan Panca H yaitu :
·         Hening artinya mengheningkan pikiran
·         Heneng artinya menenangkan pikiran
·         Henung artinya merenungkan kesalahan yang pernah diperbuat
·         Heling artinya selalu mengingat ajaran kebenaran
·         Hawas artinya selalu waspada
Skor : 5
Dimanakah kita harus berupaya menghindari dampak negatif sapta timira
Dampak negatif sapta timira harus kita hindari di setiap langkah kehidupan kita.
Skor : 5

Nilai Akhir = E Skor X 10























Mengetahui,                                                                              Denpasar
Kepala SMP                                                                              Guru Mata Pelajaran


(                      )                                                                        (                      )
Nip                                                                                           Nip


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP                             : SMP
Mata Pelajaran             :  Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester                        :  IX/I (SATU)
Aspek                          :  Sejarah Agama Hindu
Standar Kompetensi     : 3. Mengenai keberadaan kerajaan Hindu di Indonesia
Kompetensi Dasar           : 3.1 Menguraikan puncak kejayaan dan runtuhnya kerajaan Hindu di   Indonesia
                                      3.2 Menjelaskan sebab-sebab runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia
Alokasi waktu             : 4 jam X 40 menit

A.     Tujuan Pembelajaran
-          Siswa mampu memahami dan mengetahui keberadaan kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia.

B.     Materi Pembelajaran
Kerajaan Hindu di Indonesia
Kerajaan Hindu yang pertama di Indonesia adalah kerajaan Kutai di Kalimantan timur sekitar abad ke -14 dengan rajanya yang terkenal adalah Mulawarman, sedangkan pendiri dari kerajaan Kutai bernama Kudungga.
Kerajaan Hindu yang ke dua adalah kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat sekitar abad ke -5 dengan rajanya yang terkenal adalah Punawarman. Kerajaan Holing di Jawa Tengah dengan rajanya Ratu Sima.
Berikutnya masa-masa kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia adalah pada masa pemerintahan keluarga Syailendra dan Sanjaya di Kerajaan Mataram kuno (Jawa Tengah), keluarga Isana, Dharmawangsa dan Airlangga di Jawa Timur.
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu yang terbesar dengan rajanya yang terkenal adalah Hayam Wuruk dengan patihnya yang bernama Gajah Mada.
Kebesaran Kerajaan Hindu di Bali dipimpin oleh keluarga Warmadewa dengan Rajanya yang terkenal bernama Dharmodayana (Udayana) dengan permaisurinya Mahendradata (Gunapriya Dharmapatni)
Setelah bali ditaklukan oleh kerajaan Majapahit, Bali diperintahkan oleh dinasti Dalem dengan kejayaannya pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong.

Sebab-sebab runtunya kerajaan Hindu di Indonesia
Karena tidak adanya pemimpin yang handal dan mampu sebagai pemimpin regenerasi dalam kerajaan. Tergoyahnya persatuan dan kesatuan diantara raja-raja Nusantara, sehingga banyaknya Kerajaan kecil memisahkan diri, serta rusak dan hancurnya sarana-sarana Hindu di Nusantara.

C.     Metode Pembelajaran
-          CTL : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab

D.     Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
1.      Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam Panganjali umat Hindu “Om Swastiastu”
Absensi siswa
Mengkondisikan suasana kelas agar nyaman dan memberikan tes awal

2.      Kegiatan Inti (60 menit)
Eksplorasi
·         Peserta didik ditugaskan membaca refrensi puncak kejayaan dan keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia.
·         Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dibahas tentang puncak kejayaan Kerajaan Hindu di Indonesia.
Elaborasi
·         Guru mengarahkan peserta didik untuk membentuk kelompok belajar.
·         Peserta didik mendiskusikan tentang kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia
Konfirmasi
·         Guru mempertegas kembali bahan ajar kepada siswa.
·         Peserta didik dibimbing guru merumuskan tentang kejayaan Kerajaan Hindu di Indonesia dan mencatat di buku catatan masing-masing.

3.      Kegiatan Penutup (10 menit)
Evaluasi ( tes lisan )
Pesan dan Nasehat
Penugasan (PR) mengerjakan LKS
Pertemuan ditutup dengan Doa penutup “Om Shanti Shanti Shanti Om”

Pertemuan Kedua
1.      Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam Panganjali umat Hindu “Om Swastiastu”
Absensi siswa
Mengkondisikan suasana kelas agar nyaman belajar dan mengadakan tes awal.

2.      Kegiatan Inti (60 menit)
Eksplorasi
·         Peserta didik ditugaskan membaca referensi tentang sebab-sebab keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia
·         Guru menjelaskan materi secara ringkas tentang sebab-sebab runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia.
Elaborasi
·         Guru mengarahkan peserta didik untuk duduk sesuai dengan kelompok belajarnya.
·         Peserta didik mendiskusikan sebab-sebab keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia
·         Peserta didik secara bergantian mempersentasikan hasil diskusinya.
Konfirmasi
·         Guru mempertegas kembali tentang materi yang telah disampaikan.
·         Peserta didik dibimbing oleh guru menyimpulkan sebab-sebab keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia dan mencatatnya.
3.      Kegiatan Penutup (10 menit)
Evaluasi (tes tulis) untuk mengetahui daya serap siswa
Pesan dan Nasehat
Pertemuan ditutup dengan Doa penutup “Om Shanti Shanti Shanti Om”

E.     Sumber Belajar
Buku pelajaran agama Hindu kelas IX
Sejarah kebudayaan Indonesia

F.      Penilaian Hasil Belajar

Indikator
Penilaian
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Mampu menguraikan puncak kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia.


Mampu menguraikan runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia.


Mampu menjelaskan sebab-sebab runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia.
Tes tertulis
Tes uraian
Jelaskan puncaknya kejayaan kerajaan Hindu yang pernah ada di pulau Jawa.






Jelaskan sebab-sebab runtuhnya kerajaan Hindu dan Indonesia.

Cara Penskoran
Instrumen uraian
1.      Puncak kejayaan kerajaan Hindu yang pernah ada di pulau Jawa adalah:
·         Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat dengan rajanya Purnawarman.
·         Kerajaan Medang Faibumi Mataram (Mataram Kuno) rajanya Sanjaya di Jawa Tengah.
·         Kerajaan Medangkemulan di Jawa Timur dengan rajanya Dharmawangsa.
·         Kerajaan Kediri I di Jawa Timur dengan rajanya Airlangga
·         Kerajaan Kedir II di Jawa Timur dengan rajanya Jayabaya.
·         Kerajaan Singosari di Jawa Timur dengan rajanya Kertanegara.
·         Kerajaan Majapahit di Jawa Timur dengan rajanya Hayam Wuruk.
Skor : 5
2.      Sebab-sebab runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia adalah:
·         Akibat bencana alam
·         Sering terjadi perebutan kekuasaan dilingkungan kerajaan
·         Sering terjadi perpindahan pusat kerajaan.
·         Kurangnya pencetak kader kepemimpinan.
·         Serangan penjajah dan datangnya pengaruh Agama baru.
·         Adanya politik adu domba.
·         Lemahnya pengawasan dari penguasa kerajaan dan adanya perang saudara,dll
Skor : 5

Nilai Akhir = E skor X 10
Remidi :
Apabila peserta didik belum mencapai ketuntasan, maka diberikan tugas untuk mencari sepuluh hasil karya sastra lengkap dengan nama pengarangnya yang ditulis pada masa-masa kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia.





















Mengetahui,                                                                              Denpasar
Kepala SMP                                                                              Guru Mata Pelajaran


(                      )                                                                        (                      )
Nip                                                                                           Nip


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP                             : SMP
Mata Pelajaran             : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester                        : IX/I
Aspek                          : Sejarah Agama Hindu
Standar Kompetensi     : 3.   Mengetahui keberadaan kerajaan Hindu di Indonesia
Kompetensi Dasar       : 3.3 Mengambil hikmah dari kejayaan dan keruntuhan kerajaan Hindu di
                                             Indonesia
Indikator                      : -     Mampu menjelaskan hikmah kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia
-        Mampu menjelaskan hikmah keruntuhannya kerajaan Hindu di     Indonesia
Alokasi Waktu             : 2 X 40 Menit
A.     Tujuan Pembelajaran
-          Siswa mampu memahami dan mengetahui keberadaan kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia.

B.     Materi Pembelajaran
Hikmah kejayaan dan runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia.
Dengan banyaknya peninggalan-peninggalan Hindu di Indonesia baik bidang seni, sastra , bangunan dan lain-lain ada sampai sekarang. Kita sebagai generasi penerus harus menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada para pendahulu kita serta menjadikan cerminan bagi kita apa yang diperbuat sepatutnya diwariskan kepada generasi penerus kita disamping itu kita harus berperan aktif untuk memelihara dan melestarikan peninggalan-peninggalan sejarah Hindu yang telah ada. Dan hikmah negatif yang ada tidak perlu kita tiru dapat dilihat dari sebab-sebab runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia terutama dari kurangnya ada rasa kebersamaan dan rasa persatuan.

C.     Metode Pembelajaran
-        CTL : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab
D.     Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pertemuan pertama
1.      Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam panganjali umat Hindu “Om Swastiastu”
Absensi siswa
Mengkondisikan suasana belajar agar nyaman dan mengadakan tes awal.

2.      Kegiatan inti (60 menit)
Eksplorasi
·         Peserta didik ditugaskan membaca referensi tentang hikmah dari kejayaan dan keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia.
·         Guru menjelaskan secara singkat tentang materi yang akan dibahas mengambil hikmah kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia dan hikmah keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia.
Elaborasi
·         Guru mengarahkan peserta didik untuk duduk sesuai dengan kelompok belajarnya.
·         Peserta didik mendiskusikan hikmah dari kejayaan dan keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia.
·         Peserta didik secara bergantian mempersentasikan hasil diskusinya.
Konfirmasi
·         Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan hikmah dari kejayaan dan keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia atau mencatatnya pada buku catatan masing-masing.
3.      Kegiatan penutup (10 menit)
Evaluasi (tes tulis)
Pesan dan Saran
Pertemuan ditutup dengan Doa penutup “Om Shanti,Shanti,Shanti Om”
E.     Sumber belajar
Buku pelajaran agama Hindu kelas IX
Sejarah kebudayaan Indonesia
F.      Penilaian Hasil Belajar

Indikator
Penilaian
Teknik
Bentuk
Contoh Instrumen
Mampu menjelaskan hikmah kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia.


Mampu menjelaskan hikmah runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia.
Tes tertulis
Tes uraian
Jelaskan hikmah yang dapat diambil dari kejayaan Majapahit.


Jelaskan hikmah yang dapat diambil dari runtuhnya kerajaan Majapahit.

Cara Penskoran
Instrumen uraian
1.      Hikmah yang dapat diambil dari kejayaan kerajaan majapahit adalah. Dengan banyaknya peninggalan-peninggalan Hindu jerajaan Majapahit baik di bidang seni, sastra, bangunan candi yang masih ada sampai sekarang, kita sebagai generasi penerus patut menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada para pendahulu serta cerminan dan sepatutnya ikut berperan aktif untuk memelihara dan melestarikan peninggalan-peninggalan Hindu.
Skor :5
2.      Hikmah yang dapat diambil dari runtuhnya kerajaan Majapahit adalah kita sepatutnya tidak meniru yang mengakibatkan runtuhnya kerajaan Hindu Majapahit tersebut, terutama dari kekurangnya ada rasa kebersamaan dan rasa persatuan serta tidak dipersiapkan kaderisasi pemimpin.
Nilai Akhir = E skor X 10




















Mengetahui,                                                                              Denpasar
Kepala SMP                                                                              Guru Mata Pelajaran


(                      )                                                                        (                      )
Nip                                                                                           Nip


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP                             : SMP
Mata Pelajaran             : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester                        : IX/II
Aspek                          : Budaya
Standar Kompetensi     : 4. Memahami Dharma Gita dalam Sarasamuscaya
                                           Bhagawad Gita
Indikator                      : 4.1  Mendemostrasikan Sloka dalam Bhagawad Gita
                                      4.2 Mendemostrasikan Palawakya dalam Bhagawad Gita
                                      4.1.1 Mampu membaca Sloka dalam Bhagawad Gita
                                      4.2.1 Mampu membaca Palawakya dalam Bhagawad Gita
A. Tujuan Pembelajaran :
Siswa mampu terampil dalam nada atau reng dan dapat menggali atau menuaikan nilai-nilai agama dalam kitab Bhagawad Gita dan Sarasamuscaya.
B. Materi Ajar
- Sloka pada Bhagawad Gita
“Sri Bhagawad Uwaca, kama esa krodha esa,
Rajoguna samudhawah Mahesano mahapapma,
Widdhy enam iha wairinam “
(B.G III 37)
·      “ Artinya :” Sri Kresna bersabda: itulah keinginan, itulah kemurkaan yang berasal dari sifat rajas : pemakan segala, penuh dosa, ketahuilah bahwa keduanya ini merupakan musuh di dunia ini.”
-  Palawakya pada Sarasamuscaya
“Ikang bhakti makawwitan, paritusta sang rawwitnya denya phalanya mangke dlaha, langgeng peleman ring hayu”
Artinya :
·      “ Bhakti kepada ibu bapak membuat senangnya para leluhur kerena pahalanya baik sekarang maupun dikemudin hari, tetap mendapatkan pujian akan kebaikan itu”

C. Metode Pembelajaran:
CTL : Ceramah, Diskusi dan Tanya Jawab

D.  Langkah-langkah pembelajaran
A.     Pertemuan pertama
1.      Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam Panganjali umat Hindu “ Om Swastiastu”
Absensi siswa
Menyampaikan materi ajar

2.      Kegiatan Inti  (60 menit)
Eksplorasi
·         Guru mengarahkan peserta didik untuk membaca reverensi yang ada kaitannya dengan materi ajar sesuai dengan bahan ajar.
·         Guru memberikan contoh cara pembacaan Sloka Palawakya.
Elaborasi
·         Peserta didik diberi kesempatan untuk mendemontrasikan dan melatih tentang salah satu Sloka atau Palawakya yang akan ditampilkan.
·         Peserta didik menampilkan atau membacakan Sloka atau Palawakya sesuai dengan pasangannya masing-masing.
Konfirmasi
·         Guru mempertegas kembali bahan ajar kepada siswa.
·         Guru memberikan penilaian untuk masing-masing pasangan peserta didik yang telah tampil di depan kelas.
3.      Kegiatan Penutup (10 menit)
Evaluasi (tes lisan)
Pesan dan Nasehat
Penugasan PR mengerjakan LKS
Pertemuan ditutup dengan Doa penutup “Om Shanti Shanti Shanti Om”

E.     Sumber pembelajaran
Kitab Bhagawad Gita dan Sarasamuscaya

F.      Penialaian Hasi Belajar


Indikator
Penilaian
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Mampu membacakan Sloka-sloka Bhagawad Gita.



Mampu membacakan Palawakya dalam Sarasamuscaya.
Tes unjuk kerja
Penugasan
Bacalah Sloka Bhagawad Gita
Bhagawad Gita III. 3.7




Bacalah Palawakya dalam Sarasamuscaya

Cara Pensekoran
-          Mampu membaca dengan sangat baik       : 10
-          Mampu membaca dengan baik                  : 8-9
-          Mampu membaca dengan cukup               : 6-7
-          Mampu membaca dengan kurang              : 4-5
-          Mampu membaca dengan sangat kurang   : 1-3


Nilai Akhir = E skor  x 10
Mengetahui,                                                                              Denpasar
Kepala SMP                                                                              Guru Mata Pelajaran


(                      )                                                                        (                      )
Nip                                                                                           Nip



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP                             : SMP
Mata Pelajaran             : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester                                    : IX/II
Aspek                          : Hari suci
Standar Kompetensi     : 6. Menjelaskan hakekat dan tujuan hari suci keagamaan
Kompetensi Dasar       : 6.1 Menguraikan hakekat hari-hari
Indikator                      : - Mampu menguraikan hakekat hari suci keagamaan berdasarkan sasih.
-   Mampu menguraikan hakekat keagamaan berdasarkan wuku

Alokasi waktu              : 2 x 40 menit

A.   Tujuan Pembelajaran
-       Siswa dapat menguraikan hakekat hari-hari suci keagamaan

B.   Materi Pembelajaran
-       Hakekat hari-hari suci keagamaan
·         Hakekat hari suci keagamaan adalah hari istimewa yang telah ditetapkan berdasarkan petunjuk dari Sang Hyang Widhi. Disamping itu hari-hari suci keagamaan (Rerainan) diyakin sebagai moment yang tepat dan memiliki nilai spiritual yang tinggi untuk melaksanakan upacara keagamaan dalam rangka mohon keselamatan, kemakmuran dan kesejahteraan semua makhuk hidup kehadapan leluhur, Dewa-dewi, Bhatara-bhatari serta Sang Hyang Widhi.

C.  Metode Pembelajaran
-       CTL ; Ceramah, Diskusi dan Tanya jawab

D.  Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pertemuan       
1.    Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam Panganjali umat Hindu “ Om Swastiastu”
Absensi siswa
Tanya jawab awal tentang hakekat hari-hari suci keagamaan.

2.    Kegiatan Inti (60 menit)
Ekplorasi
·         Peserta didik mencari dan membaca referensi tentang hakekat hari-hari suci keagamaan
·         Guru menjelaskan secara singkat tentang materi yang akan dibahas yaitu hekekat Hari Suci yang memiliki nilai spiritual untuk meningkatkan rasa Bhakti terhadap Ida Sang Hyang Widhi.
Elaborasi
·         Guru mengarahkan peserta didik untuk membentuk kelompok belajar.
·         Peserta didik mendiskusikan hakekat hari-hari suci keagamaan berdasarkan sasih dan hakekat hari-hari suci keagamaan berdasarkan wuku.
·         Peserta didik secar bergantian mempersentasikan hasil diskusinya.
Konfirmasi
·         Guru mempertegas kembali materi ajar.
·         Guru membimbing peserta didik untuk merumuskan atau merangkum hasil diskusi dan mencatat di buku catatan masing-masing.

3.      Kegiatan Penutup (10 menit)
Evaluasi (tes tertulis) penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran
Merefleksi hasil pembelajaran dan tindak lanjut.
Pesan dan Nasehat
Menginformasikan kegiatan belajar berikutnya
Pertemuan ditutup dengan Doa penutup  (Om Shanti, Shanti, Shanti Om”

E.     Sumber Belajar
Buku pelajaran agama Hindu kelas IX
Buku Sunarigama

F.      Penilaian Hasil Belajar


Indikator

Penilaian
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Mampu menguraikan hakekat hari-hari suci keagamaan berdasarkan sasih

Mampu menguraikan hakekat hari suci keagamaan berdasarkan wuku.
Tes tertulis
Tes uraian
Uraikan secara singkat hakekat hari raya Galungan.




Uraikan secara singkat hari raya Siwalatri

Cara Pensekoran
Instrumen uraian
1.      Hakekat hari raya Galungan adalah hari suci berdasarkan perhitungan Wuku, yang diperingati setiap Buda Kliwon Dungulan. Memiliki makna sebagai kemenangan Dharma malawan Adharma.
Skor : 5
2.      Hakekat hari raya Siwalatri adalah hari raya berdasarkan perhitungan sasih, yang diperingati setiap Purwaning Tilem Sasih Kepitu. Memiliki makna dan tujuan utama sebagai pengendalian diri atau mulat sarira.
Skor : 5

Nilai Akhir = E Skor X 10



Mengetahui,                                                                              Denpasar
Kepala SMP                                                                              Guru Mata Pelajaran


(                      )                                                                        (                      )
Nip                                                                                           Nip



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP                             : SMP
Mata Pelajaran             : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester                        : IX/II
Aspek                          : Hari suci
Standar Kompetensi     : 6.   Menjelaskan hakekat dan tujuan hari suci keagamaan
Kompetensi Dasar       : 6.1 Menjelaskan tujuan hari-hari keagamaan
:  6.2 Menjelaskan pengaruh hari suci keagamaan terhadap peningkatan     sradha dan bhakti terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa.    
Indikator                      : -     Mampu menjelaskan tujuan hari-hari suci keagamaan
-        Mampu menjelaskan pengaruh hari suci keagamaan terhadap peningkatan sradha dan bhakti terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Alokasi waktu              : 4 x 40 menit

A.      Tujuan Pembelajaran
-       Siswa dapat menjelaskan tujuan hari-hari keagamaan.
-       Siswa dapat menjelaskan pengaruh dari hasil keagamaan peningkatan sradha dan bhakti terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
B.     Materi Pembelajaran
Tujuan hari-hari keagamaan
·         Secara umum tujuan pelaksanaan hari suci agama Hindu adalah untuk meningkatkan pengalaman ajaran agama Hindu.
·         Meningkatkan sradha dan bhakti umat kehadapan Ida Sang Hyang Widhi.
·         Memperingati hari-hari tertentu yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan.
·         Untuk mendapatkan ketenangan hidup secara lahir dan bathin.
·         Merupakan suatu system pewarisan pelaksanaan agama dari suatu generasi ke generasi selanjutnya.
·         Merupakan hari yang baik dan istimewa bagi umat untuk menyampaikan puja dan puji, permohonan maaf serta mohon kesejahteraan dan kebahagiaan dalam menjalani hidup ini.
Pengaruh hari suci keagaaman terhadap peningkatan sradha dan bhakti terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa adalah dapat menuntun kita berusaha untuk berbuat yang benar sesuai dengan Dharma dan sebaliknya akan menjauhkan kita dari perbuatan-perbuatan Adharma. Dapat dikatakan bahwa pelaksanaan (perayaan) hari suci keagamaan sanagat besar pengaruhnya untuk meningkatkan sradha dan bhakti terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

C.     Metode Pembelajaran
-       CTL  : Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab, Diskusi Kelompok.
D.     Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pertemuan pertama
1.      Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam panganjali umat Hindu “Om Swastyastu”
Absensi siswa
Tanya jawab awal tentang tujuan hari suci keagamaan
2.      Kegiatan Inti (60 menit)
Eksplorasi
·         Peserta didik mencari dan membaca referensi tentang hakekat hari-hari suci keagamaan
·         Guru menjelaskan secara singkat tentang materi yang akan dibahas yaitu tujuan hari suci untuk meningkatkan sradha bhakti terhadap Ida Sang Hyang Widhi.
Elaborasi
·         Gur mengarahkan peserta didik untuk duduk sesuai dengan kelompok belajarnya.
·         Peserta didik mendiskusikan beberapa tujuan hari-hari keagamaan.
·         Peserta didik yang telah siap mempersentasikan hasil diskusinya.
Konfirmasi
·         Guru mempertegas kembali materi ajar.
·         Peserta didik dengan bimbingan guru mencatat hasil rangkuman diskusi tentang tujuan hari-hari suci keagamaan.

3.      Kegiatan penutup (10 menit)
Evaluasi (tes lisan)
Merefleksi hasil pembelajaran dan tindak lanjut.
Pesan dan Nasehat
Menginformasikan kegiatan belajar berikutnya
Pertemuan ditutup dengan Doa penutup  “Om Shanti, Shanti, Shanti Om”

Pertemuan kedua
1.      Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam panganjali umat Hindu “Om Swastyastu”
Absensi siswa
Mengingat kembali materi minggu lalu dan tanya jawab awal
-            Pembentukan kelompok (3-5 orang) dilengkapi dengan ketua dan sekretaris.
2.      Kegiatan inti (60 menit)
Eksplorasi
·         Guru menyarankan peserta didik untuk membaca referensi yang ada kaitannya dengan materi ajar.
·         Guru memberikan petunjuk kepada kelompok, untuk mengadakan diskusi kelompok dengan materi pengaruh hari suci keagamaan terhadap peningkatan sradha bhakti terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Elaborasi
·         Masing-masing kelompok mendiskusikan materi tersebut diatas dan merumuskan hasil diskusinya.
·         Maing-masing kelompok mempersentasikan hasil diskusi dan mengadakan tanya jawab antar kelompok.
Konfirmasi
·         Guru mempertegas kembali tentang materi ajar.
·         Guru mengumpulkan hasil rumusan diskusi dan memberikan penilaian.
3.      Kegiatan penutup (10 menit)
Evaluasi (Penilaian) terhadap proses dan hasil belajar
Pesan dan Nasehat
Penugasan (PR) mengerjakan LKS
Pertemuan ditutup dengan Doa penutup “Om Shanti,Shanti,Shanti Om”

E.     Sumber Belajar
Buku pelajaran agama Hindu kelas IX
Buku Sundarigama

F.      Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Penilaian
Tekin
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Mampu menjelaskan salah satu tujuan hari suci keagamaan berdasarkan sasih


Mampu menjelaskan tujuan hari suci keagamaan berdasarkan wuku

Mampu menjelaskan pengaruh salah satu hari suci  keagamaan terhadap peningkatan sradha dan bhakti kepada Sang Hyang Widhi.
Tes tertulis
Tes uraian non tes (hasil diskusi)
Jelaskan tujuan pelaksanaan hari raya Nyepi



Jelaskan tujuan pelaksanaan hari raya Siwalatri

Jelaskan pengaruh pelaksanaan hari suci terhadap peningkatan sradha dan bhakti kepada Sang Hyang Widhi.

Cara Penskoran
Instrumen (hasil diskusi)
1.      Pelaksanaan hari raya Nyepi dengan Catur Brata Penyepian bertujuan agar umat manusia menyuci laksana sekaligus mulat sarira, sehingga dihari hari berikutnya dapat memperbaiki prilakunya.
2.      Perayaan hari raya Saraswati merupakan hari pujawali Sang Hyang Aji Saraswati. Umat Hindu menyakini bahwa ini merupakan hari turunnya ilmu pengetahuan (Weda), umat Hindu melaksanakan persembahyangan dan pemujaan dengan mempergunakan lontar, buku,prasati dan lainnya sebagai Pralingga Sang Hyang Aji Saraswati . Tujuanya adalah memohon kehadapanNya agar umat terjaga kecerdasanya serta selalu dapat berfikir yang positif dalam menjalani kehidupan ini.
3.      Pengaruh hari suci terhadap penegakan sradha dan bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi adalah dengan selalu merayakan hari suci sekaligus sujud bhakti  kepada beliau, sehingga rasa ingat atau eling kepada Sang Hyang Widhi akan tetap dapat  dipertahankan dalam hati kita. Hal ini akan dapat menuntun kita berusaha berbuat dharma dan selalu akan menjauhi perbuatan Adharma. Jadi dapat disimpulkan  bahwa pelaksanaan hari suci keagamaan sangat besar pengaruhnya untuk meningkatkan Sradha dan bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Rentan Nilai:
·         Berdiskusi dan merumuskan hasil diskusi dengan sangat baik       : 10
·         Berdiskusi dan merumuskan hasil diskusi dengan baik                 :8-7
·         Berdiskusi dan merumuskan hasil diskusi dengan cukup              :6-7
·         Berdiskusi dan merumuskan hasil diskusi dengan kurang             :4-7
·         Berdiskusi dan merumuskan hasil diskusi dengan sangat kurang   :1-3
Nilai Akhir = E skor X 10


Mengetahui,                                                                              Denpasar
Kepala SMP                                                                              Guru Mata Pelajaran


(                      )                                                                        (                      )
Nip                                                                                           Nip





RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP                             : SMP
Mata Pelajaran             : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester                        : IX/II
Aspek                          : Yadnya
Standar Kompetensi     : 5.    Memahami hakekat yadnya
Kompetensi Dasar       :5.1   Menyebutkan sumber dan dasar hukum yadnya
: 5.2  Menjelaskan tingkatan-tingkatan pelaksanaan yadnya
Indikator                      : -      Mampu membaca referensi dasar dan sumber pelaksanaan yadnya
                                      -      Mampu menjelaskan tingkatan-tingkatan pelaksanaan yadnya
Alokasai waktu                        : 4 x 40 menit

A.     Tujuan Pembelajaran :
-   Dapat menyebut dasar dan sumber pelaksanaan Yadnya
-  Dapat menjelaskan tingkatan-tingkatan pelaksanaan yadnya.
B.     Materi Pembelajaran
Sumber dan dasar hukum yadnya.
Sumber pelaksanaan yadnya dalam agama Hindu secara kaidah sosial ritualitas bersumber dari weda baik sruti dan semerti serta sastra-sastra Hindu lainnya, sedangkan dasar hukum pelaksanaan yadnya adalah ajaran Tri Rna dan Wisudhi Marga.

Tingkatan pelaksanaan yadnya
Tingkatan pelaksanaan yadnya yang dilakukan oleh umat Hindu dilandasi oleh beberapa pertimbangan  seperti latar belakang sosial, ekonomi, status keluarga dan disesuaikan dengan tempat, waktu dan keadaan sehingga dalam pelaksanaannya tanpa ada terpaksa. Dari sinilah muncul tingkatan-tingkatan dalam upacara yadnya seperti :
1.      Kanistan artinya yang terkecil atau sederhana
2.      Madya artinya menengah atau sedang
3.      Utama artinya tertinggi atau utama.

C.     Metode pembelajaran
-       CTL :Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
D.     Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pertemuan pertama
1.      Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam panganjali umat Hindu “Om Swastyastu”
Absensi siswa
Tanya jawab atau tes awal seputar dasar-dasar pelaksanaan yadnya.
2.      Kegiatan inti (60 menit)
Eksplorasi
·         Peserta didik mencari dan membaca referensi dasar dan sumber hukum pelaksanaan yadnya.
·         Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dibahas tentang hukum dan sumber yadnya.
Elaborasi
·         Guru mengarahkan peserta didik untuk membentuk kelompok  belajar,
·         Peserta didik mendiskusikan materi tentang dasar dan sumber hukum pelaksanaan yadnya
·         Peserta didik secara bergantian mempersentasikan hasil diskusinya.
Konfirmasi
·         Guru mempertegas kembali materi ajar kepada siswa
·         Guru membimbing peserta didik untuk merangkum dan merumuskan sumber dan dasar hukum pelaksanaan yadnya.
3.      Kegiatan penutup (10 menit)
Evaluasi (tes lisan)
Merefleksi hasil pembelajaran dan tindak lanjut.
Menginformasikan kegiatan pembelajaran pertemuan berikutnya,
Pertemuan ditutup dengan Doa penutup “Om Shanti Shanti Shanti Om”

Pertemuan kedua
1.      Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam panganjali umat Hindu “Om Swastyastu”
Absensi siswa
Menyebutkan beberapa contoh yadnya dan siswa mencari contoh yadnya yang lainnya
2.      Gegiatan inti (60 menit)
Eksplorasi
·         Guru menyarankan kepada siswa untuk membaca referensi yang ada kaitannya dengan materi ajar.
·         Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang tingkatan yadnya seperti : utama,madya,nista.
Elaborasi
·         Guru mengarahkan peserta didik untuk duduk sesuai dengan kelompok belajarnya
·         Peserta didik mendiskusikan dan merumuskan tentang tingkatan yadnya.
Konfirmasi
·         Peserta didik dibimbing oleh guru membuat catatan hasil rumusan tentang tingkatan-tingkatan yadnya.
·         Guru menyampaikan kesimpulan kegiatan pembelajaran.
3.      Kegiatan penutup (10 menit)
Evaluasi  (tes tertulis) penilaiaan terhadap proses dan hasil pembelajaran
Pesan dan nasehat
Mengkonfirmasikan kegiatan pembelajaran pertemuan berikutnya.
Pertemuan ditutup dengan doa penutup “Om Shanti,Shanti,Shanti Om”

E.     Sumber belajar
-       Buku pelajaran agama Hindu kelas IX
-       Buku Sunarigama

F.      Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Penilaian
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Mampu membaca referensi dasar dan sumber pelaksanaan yadnya.

Mampu merumuskan dasar dan sumber pelaksanaan yadnya.

Mampu menjelaskan tingkatan-tingkatan pelaksanaan yadnya.
                           

                                    
Tes tertulis


Tes uraian



Sebutkan sumber-sumber yadnya

Sebutkan dasar hukum pelaksanaan yadnya

Sebutkan unsur-unsur tingkatan yadnya.

Sebutkan tiga jenis pelaksanaan yadnya.
Cara pensekoran
Instrumen Uraian
1.      Sumber-sumber pelaksanaan yadnya dalam agama Hindu secara kaidah sosial ritualitas bersumber dari kitab Weda baik Sruti dan Smerti serta sastra-sastra  Hindu lainnya.
Skor : 2,5
2.      Dasar hukum yang dapat dijadikan dasar berlakunya yadnya adalah ajaran Tri Rna dan Wisudhi Marga.
Skor : 2,5
3.      Tingkatan-tingkatan pelaksanaan yadnya adalah sebagai berikut:
-       Kkanistan artinya terkecil atau sederhana
-       Madya artinya sedang atau menengah
-       Utama artinya tertinggi atau utama.
Skor : 2,5
4.      Tiga jenis pelaksanaan yadnya adalah sebagai berikut :
-       Nitya karma artinya pelaksanaan yadnya yang dilakukan setiap hari.
-       Naimitika karma artinya pelaksanaan yadnya pada waktu tertentu.
-       Kamya karma artinya pelaksanaan yadnya yang bersifat incidental atau tidak pasti waktu pelaksanaannya
Skor : 2,5

Nilai Akhir = E Skor X 10


Mengetahui,                                                                              Denpasar
Kepala SMP                                                                              Guru Mata Pelajaran


(                      )                                                                        (                      )
Nip                                                                                           Nip


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMP                             : SMP
Mata Pelajaran             : Pendidikan Agama Hindu
Kelas/Semester                        : IX/II
Aspek                          : Yadnya
Standar Kompetensi 


    : Memahami hakekat yadnya
Kompetensi Dasar       : - Menjelaskan syarat-syarat pelaksanaan yadnya
: - Mempraktekan yadnya dalam kehidupan sehari-hari
Alokasai waktu                        : 4 x 40 menit

A.     Tujuan pembelajaran
-        Siswa dapat menjelaskan syarat-syarat pelaksanaan yadnya
-       Siswa dapat mempraktekkan yadnya dalam kehidupan sehari-hari

B.     Materi pembelajaran
Syarat-syarat pelaksanaan yadnya
Dalam pelaksanaan yadnya selain persyaratan berdasarkan dresta dan berdasarkan sastra agama, juga memperhatikan tiga tuntunan dan tiga persyaratan, yang meliputi yaitu ;
Tiga tuntutunan seperti : Keikhlasan  kebersihan (kesucian), ketertiban.
Sedangkan  tiga persyaratan yang dimaksud adalah : mudah, murah, hidmat

Praktek Yadnya (membuat banten pejati  untuk siswa putri dan sengkui untuk siswa putra)
C.     Metode pembelajaran
-       Pendekatan CTL, Diskusi, unjuk kerja
D.     Langkah –langkah kegiatan pembelajaran
Pertemuan pertama
1.      Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam panganjali umat Hindu “Om Swastyastu”
Absensi siswa
Tanya jawab atau tes awal tentang syarat-syarat yadnya
2.      Kegiatan Inti (60 menit)
Eksplorasi
·         Peserta didik mencari dan membaca referensi tentang  syarat-syarat  yadnya.
·         Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dibahas tentang syarat yadnya yaitu : Keikhlasan,kebersihan,ketertiban.
Elaborasi
·         Guru membimbing peserta didik untuk membentuk kelompok belajar dengan masing-masing kelompok sebanyak 5 orang.
·         Peserta didik mempersentasikan hasil diskusinya secara bergantian.
Konfirmasi
·         Guru membimbing peserta didik untuk merumuskan dan mencatat hasil diskusinya dibuku catatan masing-masing
·         Guru menyimpulkan gegiatan pembelajaran.
3.      Kegiatan penutup (10 menit)
Evaluasi (tes lisan)
Pesan dan Nasehat
Menginformasikan kegiatan pembelajaran  berikutnya.
Pertemuan ditutup dengan Doa penutup (Om Shanti Shanti Shanti Om”

Pertemuan kedua
1.      Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Motivasi dan Apersepsi
Salam panganjali umat Hindu “Om Swastyastu”
Absensi siswa
Menjelaskan secara singkat teknik kerja tentang praktek yadnya.
2.      Kegiatan Inti (60 menit)
Eksplorasi
·         Guru menyarankan  peserta didik untuk membaca referensi yang ada kaitannya dengan materi ajar.
·         Guru menugaskan peserta didik  untuk mulai mengerjakan tugasnya masing-masing seperti mengambil sarana upakara daksina untuk putri, sengkui, klatkat untuk putra.
Elaborasi
·          Guru mengarahkan peserta didik untuk duduk sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan pada minggu yang lalu.
·         Peserta didik mempraktekan yadnya secara kelompok sesuai dengan tugas kelompok.
·         Masing-masing siswa mengerjakan praktek yadnya sesuai dengan tugas masing-masing.
·         Ketua kelompok mengkoordinasi hasil  kerja anggota kelompoknya masing-masing
Konfirmasi
·         Guru mempertegas kembali tentang materi yang telah disampaikan
·         Setelah kerja kelompok selesai, ketua kelompok melaporkan kepada guru untuk menilai hasil kerja kelompoknya.
3.      Kegiatan penutup (10 menit)
Evaluasi (penilaian) terhadap hasil kerja kelompok siswa
Membuat kesimpulan hasil kerja siswa.
Pesan dan nasehat
Pertemuan ditutup dengan doa penutup “Om Shanti,Shanti,Shanti Om”

E.     Sumber Belajar
-       Buku pelajaran agama Hindu kelas IX Buku Panca Yadnya
-       Bahan-bahan untuk praktek yadnya.

F.      Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Penilaian
Teknik
Bentuk instrumen
Contoh instrumen
Mampu menjelaskan syarat-syarat pelaksanaan yadnya

Mampu mempraktekan yadnya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan pelaksanaanya
Kehidupan beragama di daerah masing-masing
Penugasan
Tes unjuk kerja
Sebutkan syarat-syarat pelaksanaan yadnya. Praktekanlah yadnya yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Cara Penskoran
-          Mampu membuat banten dengan sangat baik              : 10
-          Mampu membuat banten dengan baik                                     : 8-9
-          Mampu membuat banten dengan cukup                      : 6-7
-          Mampu membuat banten dengan kurang                     : 4-5
-          Mampu membuat banten dengan sangat kurang          : 1-3

Nilai Akhir = E skor X 10



Mengetahui,                                                                              Denpasar
Kepala SMP                                                                              Guru Mata Pelajaran


(                      )                                                                        (                      )
Nip                                                                                           Nip